Gua Selomangleng Kediri menjadi salah satu tempat wisata yang banya dituju warga kota maupun luar kota. Namun, ada kisah yang membuat ada nuansa mistis di tempat ini. Terkait dengan kisah Dewi Kilisuci.
-------------------------------------------
Kilap batu Andesit sangat mencolok, di tengah warna hijau dedaunan. Di kanan kiri gua terlihat pohon yang tinggi besar dengan sulur akar saling membelit dan mengeras. Sangat bernuansa mistis.
Seperti itulah yang tersaji ketika kita masuk ke Gua Selomangleng. Tempat yang berada di lokasi wisata Gunung Klotok. Keberadaan beberapa patung juga melengkapi suasana kelam cenderung angker. Bahkan, bagi sebagian pengunjung, suasana itu bikin membangkitkan bulu kuduk.
Ada patung Dwarapala di bagian bawah. Konon, patung ini menjadi penjaga tempat yang terbilang suci bagi sebagian kalangan ini. Bagi yang berniat jahat maka tidak akan bisa masuk.
“Gua Selomangleng ini merupakan tempat pertapaan putri mahkota Prabu Airlangga,” terang Juru Pelihara Museum Airlangga Andi Rahardi, menyebut sosok Dewi Kilisuci dalam mitos tempat ini.
Sosok Dewi Kilisuci digambarkan sebagai seseorang yang memiliki kecantikan luar biasa. Membuat banyak pangeran jatuh hati dan berniat melamar. Termasuk dua kesatria dari Gua Kiskendo Jawa Tengah, Mahesa Suro dan Lembu Suro.
Namun, nasib dua sosok yang konon dari bangsa jin berakhir tragis. Berkat tipu daya Dewi Kilisuci, keduanya tertimbun di kawah Gunung Kelud. Hal itu membuat sang putri menyesal. Dia pun punya keinginan tidak naik tahta.
Hanya, kabar kecantikan sang dewi kian santer terdengar. Ada lagi seorang kesatria dari Ponorogo yang ingin meminang. Karena enggan, Dewi Kilisuci mematok syarat yang nyaris tidak mungkin. Yaitu, sang pelamar harus membawa binatang berkepala dua. Kemudian harus diiringi tujuh kuda kembar.
Ternyata, sang kesatria tersebut mampu memenuhi syarat tersebut. Tahu hal tersebut, sang putri menyusun siasat agar pinangan kembali gagal. Rombongan kesatria dihadang di tengah hutan. Dirampok dan dibunuh dengan cara dipenggal. Konon kisah ini menjadi awal munculnya kesenian Reog Ponorogo.
Kemudian, seiring kepergian sang Prabu Airlangga untuk menjadi pertapa, sang putri pun turut menepi dari ingar-bingar dunia. Dia bertapa di Gua Selomangleng untuk menjalani hukuman. Menebus semua kesalahan hingga akhir hayat.
Konon, beberapa pungunjung Gua Selomangkeng pernah melihat penampakan seorang perempuan yang sedang duduk-duduk. Paras perempuan tersebut sangatlah cantik. (habibah muktiara/fud)